KIS Non Aktif Masyarakat Terjepit, REKAN INDONESIA Lebak Berang!

MCNNusantara | Lebak -Persoalan kepesertaan BPJS Kesehatan masyarakat Kelas. 3 dirasakan dampaknya ketika banyaknya keluhan dan aduan dari masyarakat, Rekan Indonesia KPD Lebak angkat bicara. Jum’at. (24/02/2023).
Sebagaimana yang di sikapi aktivis Relawan Kesehatan Indonesia (REKAN) KPD Lebak mengungkapkan sudah hampir dua tahun masyarakat terkena imbas dari kebijakan sembrono pemerintah dalam menonaktifkan kepesertaan BPJS KIS Penerima iuran bantuan.
Penonaktifan KIS ini notabene tanpa proses yang transparan dan bahkan hasil dari proses tersebut tidak disosialisasikan kepada masyarakat alhasil banyak masyarakat yang tidak tahu kalau kartu Indonesia Sehat (KIS) mereka sudah non aktif dan mereka baru tau ketika sudah sakit menggunakan kartu BPJS-nya.
Banyak masyarakat mulai mengeluhkan kebijakan serampangan ini dan betu-betul harus menanggung derita akibat kebijakan yang sangat menjijikkan ini.
Menanggapi keluhan tersebut, ketua Relawan kesehatan Indonesia KPD Lebak Rijal,M.I.Kom meradang dan akan melakukan aksi unjuk rasa untuk meminta tanggungjawab pemerintah
“Kita mendengar keluhan dan aduan masyarakat terkait kesulitan mereka yang secara tiba tiba kartu sakti mereka tidak aktif tanpa proses verifikasi yang jelas dan faktual “
Rijal menyampaikan akan membawa masalah ini pada pemerintah pusat dan menyampaikan berbagi persoalan yang dihadapi rakyat akibat dari kebijakan penonaktifan kepada peserta penerim bantuan iuran BPJS Kesehatan
“Kita ingin agar persoalan mendasar ini segera diselesaikan, dan perlu ada sosialisasi soal mekanisme reaktifasi KIS yang sudah nonaktif agar jangan masyarakat yang dirugikan” tutur Rijal.
Rijal mengemukakan bahwa ada satu kasus orang yang tidak mampu kepesertaannya secara sepihak dinonaktifkan padahal dia mau melahirkan dan parahnya lagi yang bersangkutan baru tau jelang proses persalinan.
Rijal berharap agar dapat di aktifasi kembali warga yang memang membutuhkan atau seperti yang kita cita-citakan semua warga serta dicover di kelas 3. Percuma juga kartu dicetak sudah, keluar anggaran besar tapi puluhan ribu orang dinonaktifkan kepesertaannya. Tutupnya.
Sumber : Rekan Indonesia